Kota Solok, Denbagus.co-Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) ke-54 tahun ini dirayakan dalam suasana yang berbeda. Bukan dengan kemeriahan dan perayaan besar, melainkan dengan tetes air mata, kepedihan, dan sekaligus kehangatan solidaritas di tengah bencana banjir yang melanda hampir seluruh wilayah Kota Solok.
Hampir sepekan sudah Kota Solok berjuang menghadapi banjir yang terjadi sejak 23 November lalu. Debit air sungai yang meningkat, hujan tanpa henti, dan banjir kiriman dari berbagai daerah membuat ribuan warga terdampak. Sebanyak 9.375 jiwa atau 2.978 KK merasakan langsung dampaknya. 2.841 jiwa di antaranya terpaksa mengungsi, meninggalkan rumah yang tergenang air dengan perasaan tak menentu. Sedikitnya 2.233 unit rumah, sarana ibadah, sekolah, pertanian, hingga UMKM terkena dampak, dengan total kerugian ditaksir mencapai lebih dari 15 miliar rupiah.
Namun, angka-angka itu tak pernah mampu menceritakan semuanya. Ada ibu yang menahan tangis sambil menggendong anaknya, ada bapak yang bertahan menjaga harta seadanya, ada anak-anak yang ketakutan kehilangan tempat pulang.
Dan yang paling menyayat hati—seorang anak Kota Solok, Alfahira Dwi Permata, harus kembali kepada Sang Pencipta akibat pohon tumbang dalam peristiwa banjir ini.
Dalam Apel Gabungan Korpri Peduli Bencana yang digelar di halaman Balai Kota, Senin (1/12/2025), segenap peserta apel menundukkan kepala, mengirim doa terbaik untuk almarhumah.
“Semoga Allah SWT menempatkannya di tempat terbaik di sisi-Nya, dan keluarga diberi ketabahan menghadapi ujian ini,” ungkap Wali Kota Solok, Ramadhani Kirana Putra, dengan suara bergetar.
Di tengah kesedihan yang menyelimuti, cahaya kepedulian tampak begitu terang. Aparatur Sipil Negara anggota Korpri, BPBD, TNI-Polri, relawan, ninik mamak, hingga masyarakat bergerak tanpa kenal lelah.
Merekatkan kembali harapan yang sempat terendam air bah.
“Saya bangga pada seluruh jajaran yang mengevakuasi warga tanpa mengenal waktu, membersihkan lumpur, mengantarkan makanan, memastikan satu pun warga tidak merasa sendirian,” tegas Wako.
Meski air telah surut dan sebagian besar pengungsi mulai kembali ke rumah, Pemerintah Kota memastikan bahwa pemulihan belum berhenti. Bantuan sembako, pakaian hangat, selimut, alat kebersihan, hingga tenda masih sangat dibutuhkan untuk meringankan langkah warga memulai kembali kehidupan mereka.
Wako menegaskan bahwa musibah ini menjadi pengingat kuat pentingnya menjaga lingkungan dan memperbaiki infrastruktur pengendalian banjir. Pemerintah Kota berkomitmen bekerja keras bersama Pemerintah Provinsi dan Pusat agar kejadian serupa dapat diminimalkan.
Dalam momen peringatan HUT ke-54 Korpri, nilai pengabdian menjadi semakin nyata.
“Makna sejati Korpri bukan pada seragam maupun jabatan, melainkan kesetiaan untuk bersama masyarakat terutama di saat paling sulit,” ujar Wako dengan penuh haru.
Dengan mengangkat tema nasional “Bersatu, Berdaulat, Bersama Korpri, Mewujudkan Indonesia Maju”, Wako mengajak seluruh ASN untuk memulihkan Kota Solok dari luka bencana.
“Kita bangkitkan kembali senyum warga kita. Kita kembalikan rasa aman di kampung halaman kita,” tutupnya.
Di balik duka ini, Kota Solok menemukan kembali jati dirinya: sebuah kota yang kuat karena warganya saling menguatkan. Dari musibah muncul kekuatan. Dari air mata lahir harapan. Dan dari pengabdian, Korpri membuktikan kesetiaannya untuk tetap berdiri teguh hingga akhir—bersama masyarakat yang mereka layani.(Ami)






















