Kabupaten Solok, Denbagus.co-Ratusan warga Kotobaru menggelar aksi demonstrasi ke gedung DPRD Kabupaten Solok, kamis (11/1/2024). Aksi ini merupakan buntut dari kasus asusila yang diduga dilakukan oleh ketua DPRD Kabupaten Solok (DH).
“Kepada semua pihak, perlu kami sampaikan bahwa kami dari Persatuan masyarakat Kotobaru akan menggelar aksi massa ini sebagai bentuk upaya perlawanan terhadap kezaliman dan ketidak adilan yang diduga dilakukan oleh ketua DPRD kepada warga kami,” kata koordinator aksi Muldidanda.
Aksi yang kami lakukan ini adalah upaya menjaga marwah nagari Kotobaru dari pihak-pihak yang sengaja menginjak-injak harga diri kami. Kami masih ada. Salamo aia hilie, salamo gagak hitam, martabat nagari Kotobaru adalah harga mati..!!
Kami bergerak tanpa ada paksaan, bisikan bahkan intervensi dari pihak manapun. Ini sekaligus meluruskan menegaskan terhadap opini yang banyak berkembang dan sengaja dihembuskan oleh pihak-pihak tertentu, seolah-olah gerakan ini adalah bagian dari intrik politik yang sengaja ditumpangkan atau pun ditunggangi oleh pihak tertentu untuk kepentingan pribadi maupun kelompok.
Ingat, kami tak ada kepentingan terhadap hiruk pikuk dan kegaduhan yang terjadi di pemerintahan Kabupaten Solok saat ini dan kami bukan massa bayaran yang sengaja digiring untuk untuk itu. Aksi kami murni sebagai bentuk kezaliman yang terjadi terhadap anak nagari kami…
Kotobaru adalah Nagari nan ramah dan terbuka terhadap siapapun, tapi ketika masalah harga diri kami terusik, hanya satu kata..Lawan.!!
Sebelum menggelar aksi di gedung DPRD, warga melakukan orasi di depan gerbang polres Arosuka. Setalah dilakukan negosiasi, Pihak polres bersedia menfasilitasi perwakilan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi.
Selepas menggelar aksi di depan Mapolres arosuka, warga kemudian bergerak ke depan gedung DPRD Kabupaten Solok dan menggelar orasi secara terbuka. Gerimis dan udara dingin tak menyurutkan niat para warga untuk tetap menyuarakan aspirasinya kepada perwakilan DPRD yang diterima langsung oleh Wakil ketua DPRD Ivoni Munir, Anggota DPRD Nosa Eka Nanda (PKS), Septrismen Gerindra, Aurizal, Etraneldi dan Ali Hanafiah (PAN).
Dalam tuntutan nya, para warga menuntut kepada pihak kepolisian untuk segera mengusut kasus pelecehan dan kekerasan seksual yang diduga dilakukan oleh ketua DPRD Kabupaten Solok hingga tuntas dan transparan.
Kemudian meminta kepada Badan Kehormatan DPRD untuk merekomendasikan pemberhentian DH sebagai Anggota DPRD karena telah melakukan perbuatan Asusila dan pelecehan seksual.(Wandi/W)