Solok, Denbagus.co-Pekerjaan peningkatan jalan Kapujan – Rimbo Data Nagari Sungai Nanam, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok mulai dikerjakan. Dana sebesar Rp36 Miliyar untuk penghubung antara Kecamatan Tigo Lurah dengan Kecamatan Lembah Gumanti itu, melalui perjuangan yang sangat berat agar terbuka nya akses jalan yang puluhan tahun terisolasi tersebut.
Anggota Komisi V, Srikandi Minang asal Solok, Athari Gauthi Ardi merasa miris melihat kondisi jalan itu. Apalagi, ia pernah merasakan mobilnya terperosok bersama mobil ayahnya, Epyardi Asda Bupati Kabupaten Solok, saat melewati jalan itu. Derita warga puluhan tahun terisolasi, membuat hati Arhari terenyuh. Ia pun bertekat memperjuangkan anggaran untuk perbaikan jalan itu.
Perjuangan yang sangat berat Athari Gauthi Ardi terlihat, awalnya pekerjaan jalan itu hanya disetujui Rp9 M, itupun ditolak Athari karena tak sesuai kebutuhan. Dengan melampirkan seluruh data, Athari terus meyakinkan Kementerian PUPR bahwa untuk pembangunan jalan tersebut menelan dana Rp39 M. Perjuangan itu membuahkan hasil, dan akhirnya disetujui Rp37 M.
Namun, setelah proses lelang disepakati Kementerian PUPR dengan perusahaan pemenang, mendekati angka Rp36 M. Sekarang, pekerjaan jalan itu sudah dimulai. Melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah III Sumbar, proyek tersebut dikerjakan oleh PT. Arpex Primadhamor, aktifitas pekerjaan sudah terlihat dilapangan.
Proyek bernomor kontrak KU.02.01/KTR.16.PPK-2.5.PJN II/VI/2023, mulai kontrak tanggal 24 Juli 2023, masa pelaksanaan 161 hari kalender itu, diharapkan bisa selesai tepat waktu dan tepat mutu. Sebab, dengan selesainya jalan penghubung utama tersebut, akan menopang peningkatan perekonomian dan sektor lainnya bagi masyarakat setempat.

Dengan lancarnya akses jalan tersebut, sehingga nantinya hasil bumi disana bisa dibawa keluar untuk dipasarkan.
“Saya yakin berhasilnya perjuangan saya di pusat, tidak lepas dari doa dan harapan seluruh masyarakat kita,” kata Athari.
Athari mengatakan, ia akan terus memperhatikan daerah-daerah yang selama ini terabaikan. Sehingga tak ada lagi yang namanya desa tertinggal.
Untuk pekerjaan proyek masa pemeliharaan 345 hari kalender itu, Athari berharap pekerjaan betul-betul berkualitas, dan sesuai spesifikasi teknis. Jangan nantinya gara-gara mencari keuntungan, mutu dan kualitas diabaikan.
“Harapan kita, rekanan bisa bekerja tepat waktu dan tepat mutu. Pekerjaan selesai tepat waktu, sehingga bisa dinikmati masyarakat. Bekerja sesuai dengan mutu, agar hasil pekerjaan bisa dimanfaatkan untuk jangka waktu panjang,” tutup Athari.(Ronikoto)