Mentawia, Denbagus.co-Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Mentawai, Jakop Saguruk terima kunjungan calon Investor asal Malaysia terkait Proyek Carbon Kredit yang akan direncanakan akan dibangun di Mentawai.
Pertemuan investor bersama Kadis Lingkungan Hidup Sumbar dan Kadis Kehutanan itu berlangsung di Aula Sekretariat Daerah pada Senin (26/05/2025), dan pertemuan ini juga merupakan tindaklanjut hasil pertemuan awal beberapa waktu lalu di Padang.
Kepada media, Wakil Bupati Kepulauan Mentawai, Jakop Saguruk mengatakan bahwa perencanaan proyek Carbon Credit di Mentawai yang akan dibuka investor membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang regulasi, standar, dan mekanisme perdagangan.
Proyek harus diidentifikasi, dikembangkan, dan dilaksanakan dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi, serta dilacak dan dipantau secara berkala untuk memastikan keabsahan Credit Carbon yang dihasilkan.
Selain itu, Wabup Jakop meminta kepada pihak investor Malaysia harus membangun kantor di Mentawai, ini salah satu bentuk keseriusan dalam berinvestasi, jadi tidak hanya menghabiskan waktu hanya membahas soal investasi, sehingga nantinya bisa ditindaklanjuti dengan MoU.
“Prinsipnya seluruh investor yang mau masuk ke Mentawai kita welcome, karena nantinya akan tumbuh perekonomian yang akan berdampak kepada masyarakat termasuk peningkatan PAD,” ucap Jakop kepada media, Senin (26/5/2025).
Menurut dia, ke depan kalau hanya bergantung di sektor pariwisata saja tidak dapat apa-apa, karena persaingan akan ketat. Nah, sekarang di buka ruang soal pertanian, perkebunan termasuk perikanan. Sekarang ini ada investor Malaysia yang mau masuk ke Mentawai yakni proyek Carbon Credit, namun ada beberapa syarat yang ditawarkan kepada pihak investor, salah satunya mereka harus berkantor di Mentawai. Karena di Sumbar daerah kita paling luas wilayahnya.
Nah, dengan rencana investor Malaysia masuk ke Mentawai dalam proyek Carbon Credit ini, maka tingkat kerusakan magrove berkurang, bahkan magrove nantinya akan berkembang serta terjaga dengan baik.
Dia mengatakan, kalau ini terwujud, tidak semua daerah dapat, karena tetap diberi batasan, agar investasi mereka berkualitas. Namun kalau memberikan keuntungan bagi Mentawai secara keseluruhan, termasuk masyarakat makmur dilingkungan itu, maka pihaknya akan memberikan semuanya.
“Yang jelas tawaran kita kepada pihak investor Malaysia ini memberikan pemberdayaan kepada masyarakat, baik sektor pembangunan jalan, pendidikan, kesehatan termasuk perikanan, tidak hanya berinvestasi carbon credit hijau,” ucapnya.
Selain itu, dia juga menawarkan kepada pihak investor menyiapkan fasilitas bagan untuk didaerah-daerah yang memiliki banyak hutan magrove, sehingga masyarakat memiliki pendapatan ekonomi dari pengelolaan hutan magrove.
Wabup Jakop menjelaskan, soal kebutuhan Carbon Credit hijau ini tidak tertutup kemungkinan akan luas, akan tetapi mereka akan melihat dari kualitas Carbon yang di hasilkan, bahkan akan merambah luas di hutan adat yang sudah di SK kan Menteri kehutanan.
Kemudian penambahan luas juga tidak tertutup kemungkinan di hutan lindung yang ada di Pulau Siberut, ini bisa mereka lakukan, tetapi mereka lebih fokus ke magrove nya, karena tingkat kualitas Carbon yang di hasilkan lebih bagus.
“Kita akan lakukan kesepakatan dulu yang dituangkan dalam MoU dan akan di dampingi oleh Pemprov Sumbar, dan ke depan bagiamana Mentawai menjadi project prioritas dalam Proyek Carbon Credit hijau ini dalam rangka memutus rantai kemiskinan,” ujarnya.
Melalui jalur ini, pihaknya mendukung investor Malaysia lakukan Proyek Carbon Credit hijau dan berkantor di Mentawai.
Rencana proyek carbon credit hijau yang akan di masuki pihak investor Malaysia, Jakop menyebut dalam prosesnya akan melakukan pemberdayaan langsung kepada masyarakat, dari sektor ekonomi menjadi prioritas bagi mereka, nantinya, bagaimana masyarakat bisa menjaga hutan magrove ini.
Keterlibatan pihak desa dalam Proyek Carbon Credit hijau ini, nantinya Pemdes memberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk menjaga hutan mangrove. Tak hanya itu, kalau Inves tersebut jadi, Pemkab Mentawai juga akan turun memberikan sosialisasi kepada masyarakat yang memiliki hutan magrove.
Nantinya ketika sudah di berikan sosialisasi, maka tidak ada lagi yang namanya pengembangan hutan magrove secara liar, karena magrove memiliki manfaat besar bagi kehidupan salah satunya menghasilkan Carbon Credit hijau yang bisa di jual di tingkat internasional dan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat.
Jadi proyek Carbon Credit hijau ini jangka panjang, sehingga setiap pemilik hutan magrove akan di berikan sertifikat, dimana nantinya ada penilaian setiap persentase dalam menjaga hutan magrove, karena akan berpengaruh kepada hasil Carbon yang di hasilkan, ketika magrove tidak di jaga.
Bahkan bisa saja Carbon di hasilkan menjadi nol, maka sangat penting menjaga dan merawat hutan magrove agar memberikan hasil Carbon yang berkualitas serta investasi ini akan meningkat menjadi pendapatan masyarakat.
Dia mengatakan, perencanaan Proyek Carbon Credit ini tinggal menunggu surat dukungan dari kepala daerah, setelah keluar surat tersebut di lanjutkan MoU dengan pihak investor selanjutnya pihak perusahaan aksen.
“Dari MoU itu, pihak investor turun lapangan untuk melakukan penilaian, seberapa bagus kualitas Carbon yang di hasilkan, dimana nantinya akan di pasarkan ke internasional, kalau Carbon melalui magrove ini hasilnya bagus akan menjadi target pihak perusahan bangun Proyek Carbon Credit hijau di Mentawai,” tutupnya.(Sabarial)






















