Solok, Denbagus.co–Musim kemarau panjang yang melanda wilayah Kabupaten dan Kota Solok akhir-akhir ini memicu maraknya kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Fenomena ini membuat petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) kewalahan menghadapi tingginya intensitas titik api yang terus bermunculan di berbagai lokasi.
Diduga kuat, sejumlah kebakaran terjadi akibat ulah tangan jahil yang dengan sengaja membakar semak belukar kering untuk membuka lahan perkebunan. Aksi ini tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga membahayakan keselamatan para petugas di lapangan.
Kondisi ini menyebabkan para petugas Damkar mengalami kelelahan hebat akibat kurang istirahat. Bahkan, dalam beberapa hari terakhir, telah terjadi dua insiden kecelakaan kendaraan operasional Damkar dalam waktu yang relatif berdekatan. Hal ini menunjukkan betapa beratnya beban kerja yang mereka tanggung dalam upaya memadamkan api di tengah medan yang sulit dan cuaca yang ekstrem.
Kepedulian masyarakat pun mulai meningkat. Warga menyatakan keprihatinannya atas kondisi yang dialami petugas dan berharap pihak kepolisian segera melakukan penyelidikan serta tindakan tegas terhadap para pelaku pembakaran hutan.
Seorang petugas Damkar, David Rajo Bandaro, mengungkapkan bahwa titik kebakaran sering kali terjadi di lokasi yang sama.
“Kalau tidak ada yang menyulut api untuk membuka lahan kebun, tidak mungkin api akan datang berkali-kali di titik itu saja,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa pola kebakaran yang berulang menunjukkan adanya indikasi kuat pembakaran yang disengaja. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan aparat penegak hukum sangat diperlukan untuk mengatasi persoalan karhutla yang terus mengancam keselamatan dan kelestarian lingkungan di wilayah Solok.
Pemerintah daerah diharapkan segera mengambil langkah strategis dalam penanganan jangka pendek dan panjang terhadap kebakaran hutan, termasuk memperkuat personel dan armada Damkar serta meningkatkan edukasi masyarakat agar tidak lagi melakukan pembakaran liar.(*)






















