Padang, Denbagus.co—Dingin sejenak paska pemilu pemilihan anggota legislatif, kini memasuki situasi menjelang pemilihan kepala daerah serentak di Indonesia tahun 2024, suhu politik terasa kembali mulai memanas. Tidak terkecuali juga di Propinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Terlebih setelah masuknya Bupati Solok, mantan Anggota DPR RI Tiga Periode, Kapten Epyardi Asda yang digadang-gadang sebagai salah satu bakal calon kuat, yang sudah berani tampil, bahkan untuk melawan petahana Mahyeldi Ansharullah guna perebutan BA 1 Sumbar.
Dan juga, tidak bisa dipungkiri, hadirnya Epyardi Asda dengan jargon ‘Otewe Sumbar’ telah berhasil menarik perhatian publik. Malahan tidak hanya menjadi perbincangan di warung-warung kopi, kehadiran Epyardi sebagai salah satu bakal calon kuat untuk Gubernur Sumbar ini juga sudah sangat meramaikan media sosial, media online, media cetak, serta media televisi nasional.
Tetapi yang namanya politik tentu tidak berjalan mulus begitu saja, masifnya gerakan dan dukungan terhadap Epyardi Asda saat ini dinilai sudah mulai mengkhawatirkan dan mengancam rival politik yang saat ini sedang berkuasa di Sumbar, sehingga diduga framing politik yang tidak baik juga mulai di alamatkan ke ‘Otewe Sumbar’. Baik melalui media sosial, maupun yang dikemas melalui pemberitaan media resmi sekalipun.
Seperti halnya disampaikan oleh Ketua DPRD Kab. Solok Dodi Hendra pada kesempatan berbicara dengan redaksi media ini melalui telepon seluler. Senin (20/5/2024)
Dalam perbincangan singkatnya, Dodi Hendra menyebutkan, bahwa untuk kepentingan politik Pemilihan Gubernur Sumbar, ada saja pihak-pihak yang coba mempolitisir, bahkan mencoba memecah belah hubungan baiknya saat ini dengan Epyardi Asda.
Tidak tanggung-tanggung, usaha pecah belah ini malahan dengan memanfaatkan persiteruan masa lalunya selaku ketua DPRD dengan Bupati Solok melalui pemberitaan di media Massa, khususnya terkait dengan laporan yang pernah dibuat oleh Dodi Hendra ke KPK RI.
“Benar saya pernah melapor ke KPK RI. Cuma untuk diketahui oleh publik, saya sebagai ketua DPRD hanya meneruskan saja apa yang sudah disepakati, dibuat dan dilaporkan oleh ketua-ketua fraksi di DPRD Kab. Solok,” ujar Dodi.
Kemudian, terkait dengan surat balasan KPK RI yang di alamatkan kepadanya, Dodi Hendra juga tidak membantah hal itu. Dan membenarkan surat dari Deputi Bidang Informasi dan Data Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan nomor: R/1027 PM.00.00/30-35/02/2024 sudah sampai kepadanya. Dan juga sudah dibaca dan dipahaminya secara seksama.
Tetapi ditegaskan oleh Dodi Hendra, jika isi surat tersebut tidak sesuai dengan apa yang digembar-gemborkan sebelumnya dimedia, jika dirinya disuruh melengkapi alat bukti. Tetapi sebaliknya Dodi Hendra menyebutkan, dan sesuai dengan isi surat yang dipahaminya, bahwa surat itu dengan tegas menyatakan jika Bupati Solok, Epyardi Asda terbukti tidak bersalah.
“Benar surat yang dahulu saya teruskan dari ketua-ketua fraksi ke KPK RI balasannya sudah saya terima. Dan dari surat itu, saya simpulkan bahwa Bupati Solok, Epyardi Asda terbukti tidak bersalah seperti yang dituduhkan oleh ketua-ketua fraksi itu. Orang-orang itu hanya ingin memecah belah saya dengan Bang Epy. Ada yang coba mengambil keuntungan politik dengan persoalan masa lalu saya di Kab. Solok. Dan tegas saya katakan sekarang, bahwa saya tidak akan lagi membalas surat KPK itu,” Dodi Hendra menegaskan.
Kemudian, menyikapi sikap politis yang dihadapkan kepadanya, Dodi Hendra justru berbalik mengajak orang-orang yang coba mempolitisir persoalan masa lalunya itu untuk Tabayyun dan sadar diri atas diri mereka masing-masing. Dan mengajak mereka untuk lebih mementingkan Sumatera Barat dan kepentingan nasional yang lebih besar.
“Sudah saatnya mereka-mereka yang coba memecah belah saya dengan Bang Epy untuk Tabayyun, mari kita sadari diri kita masing-masing. Mari tinggalkan masa lalu yang tidak baik, mari tatap daerah ini, Sumbar ini untuk lebih baik kedepan. Jangan lagi hanya mengedepankan kepentingan pribadi , dan kelompok dengan mengatasnamakan rakyat. Jangan kita tersandera oleh persoalan-persoalan kecil di daerah, karena ada kepentingan Politik Nasional yang lebih besar yang perlu dijaga. Jangan gara-gara kita yang di Solok, pecah koalisi yang sudah terbentuk di tingkat nasional,” tegas Dodi.
Terakhir Dodi Hendra berpesan, dimasa tahapan pemelihan kepala daerah ini, baik pemilihan bupati, maupun pemilihan gubernur , dimana suhu politik mulai memanas, para tokoh-tokoh politik harusnya jangan ikut memanasi situasi, harusnya sebagai tokoh bisa memberikan pembelajaran politik baik kemasyarakat yang masih banyak belum mengerti apa-apa. Jangan sampai masyarakat antipati dengan politik itu sendiri.
“Kepada para elit politik saya harap bisa mempertontonkan, sekaligus memberikan pembelajaran politik yang baik kepada masyarakat. Kalaupun pilihan kita berbeda itu biasa saja, itu lah makanya negara ini mengatur cara berdemokrasi yang baik,”
“Tetapi bagi saya, jika kita mampu melihat dengan baik, kita mampu melihat lebih bijaksana, dan kita bisa lihat dengan ril berdasarkan data dan fakta, saya sangat meyakini bahwa Sumatera Barat hari ini sangat membutuhkan pemimpin berkelas nasional seperti Epyardi Asda,” ujar Dodi
Karena menurutnya, semua orang Sumbar juga sama-sama tahu, jika Epyardi Asda dari dahulunya menjadi wakil rakyat Sumatera Barat di senayan selama tiga periode sudah sangat dikenal oleh rakyat Sumbar, bahkan setiap program kerja yang dibawanya dari pusat, itu selalu berpihak kepada kebutuhan masyarakat banyak. Apalagi Epyardi juga pernah di Badan Anggaran, pernah menjadi ketua fraksi di DPR RI, dan sekarang juga sebagai Bupati Solok yang sudah berhasil membawa perobahan signifikan di segala lini pembangunan, bahkan dari penilaian ombudsman, dari segi standar pelayanan publik, Epyardi Asda berhasil membawa Kab. Solok mendapatkan peningkatan nilai terbaik se Indonesia.
“Maka dari itu, dari segala pengalaman, Network (jaringan), pemahamannya tentang Sumbar, bagusnya hubungan Epyardi Asda dengan pemerintah pusat, serta berlatar belakang pengusaha sukses , bahkan secara ekonomi juga sudah sangat mapan, saya justru berharap kawan-kawan harusnya mendukung ketika ada putra terbaik Kab. Solok yang ingin menjadi Gubernur Sumbar. Karena Epyardi Asda adalah potensi besar untuk Kemajuan Sumatera Barat untuk 5 tahun kedepan,” ulas Dodi.
Terakhir, sebelum memutus sambungan pembicaraannya melalui telepon seluler, Dodi Hendra juga mengapresiasi kepedulian Epyardi Asda melalui tim ‘Otewe Sumbar Peduli’ terhadap korban bencana alam yang terjadi di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam. Karena menurutnya terlepas dari kepentingan politik, Epyardi Asda dengan segala yang dimilikinya sudah mampu berbuat untuk meringankan korban bencana, sementara yang lain masih beretorika. Bahkan ada juga yang bisa hanya mengkritik dan menghujat saja.
“seperti halnya juga, yang sudah saya lakukan. Saya juga apresiasi kepada Bang Epy, bagaimana dia dengan kemampuan yang dimilikinya sudah bisa membantu meringankan korban ‘Galodo’ di Tanah Datar dan Agam. Sementara yang lain masih beretorika, dah bahkan hanya bisa mengkritik, pencitraan, bahkan hanya sampai bisa menghujat saja. Tetapi Epyardi Asda hari ini secara nyata justru sudah mampu membantu korban bencana ini dengan anggaran, jika ditotalkan sudah mencapai 1 Milyar lebih. Dan itu diluar bantuan yang diambilkan dari APBD Kab. Solok. Saya pikir ini sangat luar biasa jika dibandingkan dengan tokoh yang hanya datang untuk melihat-lihat dan pencitraan saja, apalagi jika orang itu adalah penguasa daerah ini,” pungkas Dodi Hendra. (Red)