Kota Solok, Denbagus.co-Pemerintah Daerah Kota Solok melalui Dinas Pertanian Kota Solok dorong petani asuransikan Tanaman Padi, mengingat cuaca yang kurang bersahabat, saat ini sebanyak 45,61 hektare sawah di Kota Solok telah terdaftar Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).
Demikian di sampaikan Walikota Solok melalui Kepala Bidang Agribisnis Prasarana dan Sarana pada Dinas Pertanian Kota Solok, Amora saat di konfirmasi di ruang kerjanya, Jumat (19/4/2024).
Amora menjelaskan, AUTP merupakan program dari Kementerian Pertanian dan PT. Jasindo (Asuransi Jasa Indonesia) sebagai pelaksana. Program ini untuk memberikan perlindungan kepada petani jika terjadi kerusakan tanaman padi yang dipertanggungkan, baik karena banjir, kekeringan maupun serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).
Asuransi berlaku selama masa tanam hingga panen atau dalam kurun waktu empat bulan. Biaya pendaftaran asuransi tersebut senilai Rp180 ribu per hektare, ditanggung oleh pemerintah pusat 80 persen, dan 20 persen swadaya petani yang mendaftar.
Ketika terjadi kerusakan tanaman atau terjadi gagal panen, petani peserta asuransi akan diberikan ganti rugi klaim sebesar Rp6 juta per hektare per musim tanam,” terangnya.
Sepanjang tahun 2023, Dinas Pertanian Kota Solok juga telah mencairkan klaim asuransi pada tiga kelompok tani. Diantaranya keltan Sakato Pompa Kelurahan Simpang Rumbio, Keltan Serba Usaha dan Keltan Wanita Sepakat. Total klaim Rp13,8 juta.
Banyaknya manfaat program AUTP, Amora mengharapkan kepesertaan meningkat di tahun 2024. Petani bisa mendaftar ketika masa tanam melalui penyuluh. Tahun 2023 Dinas pertanian Kota Solok telah memfasilitasi pendaftaran AUTP pada 45,61 hektare sawah di Kota Solok.
Beberapa waktu lalu saat terjadi banjir di Kota Solok Dinas Pertanian mencairkan dana Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) untuk Kelompok Tani Sarang Alang Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan. Pencairan asuransi itu menyusul klaim kerusakan tanaman padi akibat banjir di Kota Solok.
Total klaim asuransi yang dicairkan sebesar Rp11,7 juta. Jumlah itu sesuai dengan jumlah kerusakan tanaman padi milik anggota kelompok yang mencapai1,95 hektare saat terjadi banjir banjir lalu.
“Kita harapkan dengan adanya pencairan klaim asuransi para petani yang sempat mengalami kerugian akibat banjir bisa kembali berusaha,”jelasnya.(Ami)