Batusangkar, Denbagus.co–Iwan Sugara, seorang pemuda yang setiap hari mangkal di sekitar Taman Cindua mato, dan melihat ramainya setiap hari lapangan tersebut tempat bermain bagi anak-anak, dan juga orang dewasa serta para wisatawan yang berkunjung ke Kota Batusangkar yang di banggakan oleh Pemda Tanah Datar .
Tersentuh hatinya melihat banyak anak-anak dan para wisatawan yang berkunjung ke Taman Cindo Mato mengeluh karena banyaknya berserakan kotoran Burung Kelalawar, yang bertengker di pohon yang tumbuh di depan SMA Muhamadiyah, yang merupakan pohon pelindung di Taman Cindua Mato tersebut.
Dengan mengumpulkan recehan Rp 1000 an, dia memanggil seorang pawang yang bisa mengusir burung kelelawar tersebut dari kedua pohon pelindung yang ada di taman itu dengan mengeluarkan ongkos untuk mengusir Kelelawar sebesar Rp 2,5 juta pada hari Selasa tanggal 19 September 2023 lalu, setelah pengusiran dari pawang tersebut saat ini tidak ada lagi kelelawar yang bergantungan dipohon pelindung itu, anak-anak, orang dewasa dan wisatawan sudah tidak mengeluh lagi karena kotoran kelelawar tidak ada lagi.
Iwan Sugara mengatakan, masalah kotoran kelelawar diseputaran Taman Cindua Mato sudah lama terjadi, banyak anak-anak dan wisatawan yang bermain bawah pohon yang ditempati kelelawar tersebut mengeluh kepadanya, karena dia setiap harinya berada disana.
“Masalah kotoran Kelelawar ini sudah saya sampaikan kepada Bupati Eka Putra, dan bupati berjanji akan mengusir kelelawar dari pohon ini secepatnya, namun sampai saat ini apa yang dijanjikan oleh Bupati Eka Putra belum juga terealisasi. Maka dari itu, dengan mengumpulkan uang dari recehan saya berinisiatif menyewa pawang untuk mengusirnya, dan sekarang tidak ada lagi kelelawar yang bertengger di pohon ini,“ ujar Iwan Sugara, Minggu (24/9/2023).
Beberapa masyarakat Batusangkar yang melakukan olah raga jalan kaki yang setiap minggu melewati pohon tersebut, dan juga peserta senam pagi sangat bersyukur karena tidak ada lagi kotoran kelelawar yang berserakan dibawah pohon yang mereka lalui setelah diusir oleh Iwan Sugara dengan menggunakan dana pribadinya.
Mereka mengatakan, sebenarnya untuk mengusir kelelawar tersebut adalah tugas dari Pemda, yaitu dinas yang mengelola Taman Cindua Mato.
“Kotoran kelelawar adalah sumber penyakit, pemda itu tau tetapi dibiarkan saja, hanya masyarakat biasa yang kurang mampu merasa peduli bersedia mengeluarkan uang dari kantongnya sendiri, kita berterimakasih kepada Iwan Sugara yang peduli dengan lingkungan,” ujar beberapa orang yang berolahraga pagi.(Jum)