Limapuluh Kota, Denbagus.co-Permintaan maaf Bupati Limapuluh Kota Syafarudin Dt. Bandaro Rajo melalui goresan kepada insan guru se tanah air dan terkhusus guru dibawah naungan organisasi PGRI Limapuluh Kota mendapat respon positif dari organisasi PGRI.
Seperti yang sempat viral di Medsos dua Minggu terakhir, salah seorang murid SDN 07 Sariak Lawas mengejar guru dan mengeluarkan kata-kata kotor serta menendang pintu kelas mendapat tanggapan beragam dari netizen yang umumnya menyalahkan siswa.
Kasus tersebut direspon Kadis Pendidikan Limapuluh Kota bersama Korwas, dan Camat serta wali nagari, alhasil guru di suruh minta maaf di ruang publik melalui vidio yang di upload di Medsos, cara ini yang membuat Bupati merasa kecewa dalam penyelesaiannya, karena murid yang menendang pintu kelas dan berkata kotor kepada guru, malah guru yang disuruh minta maaf, akhirnya kebijakan ini semakin viral, Kadis Pendidikan di buli netizen dan menyinggung kepada kepala daerah.
Penyelesaian kegaduhan murid yang kurang beretika seperti Membelah Batuang oleh Kadis Pendidikan bersama stakeholder lainnya, membuat Bupati kecewa, dan langsung menyampaikan permintaan maaf kepada guru se tanah air. melalui Goresan di media massa dan medsos.
Permintaan maaf yang ditujukan kepada para guru se-tanah air yang ditulis oleh Bupati Limapuluh Kota, Safaruddin Dt. Bandaro Rajo dalam menyelesaikan kegaduhan antara murid dan guru yang terjadi di daerah tersebut, menimbulkan simpati dari Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Pusat, PGRI Provinsi Sumatera Barat dan PGRI Kabupaten dan Kota di wilayah Sumbar.
Bukti rasa empati ini terlihat ketika Ketua PGRI Sumbar, Darmalis, didampingi Wakil Ketua, Ernella, Sekretaris Umum, Trikora, dan Bendahara, Zulfirda Yeni, bersama dengan pengurus PGRI dari Kota Padang, Kota Padang Panjang, Kota Payakumbuh, dan Kabupaten Tanah Datar, datang menemui Bupati Safaruddin di ruang kerjanya di kantor Bupati Bukik Limau, Sarilamak, Harau, Senin (24/7/2023).
Ketua PGRI Sumbar, Darmalis, menyampaikan terima kasih kepada Bupati Safaruddin yang telah berhasil menyelesaikan persoalan kegaduhan antara murid dan guru yang sempat viral di media sosial.
“Atas nama pengurus PGRI dari Pusat, Provinsi, dan Kabupaten dan Kota di Sumbar, kami memberikan apresiasi tak terhingga kepada Pak Bupati yang sangat bijaksana dalam menyelesaikan persoalan murid dan guru yang sempat viral di medsos,” ujar Darmalis.
Sebagai guru, Darmalis menyatakan bahwa PGRI merasa terpukul atas insiden yang terjadi di Kabupaten Limapuluh Kota pada pekan lalu.
Namun, dengan adanya penyelesaian menyeluruh dari Bupati Safaruddin, terutama atas permintaan maaf sebagai penanggung jawab penuh atas peristiwa itu, persoalan yang nasional tersebut berhasil diselesaikan dengan baik.
“Dengan adanya permintaan maaf dari Pak Bupati, semuanya terselesaikan. Suasana yang awalnya heboh akhirnya menjadi damai,” ungkap Ketua PGRI Sumbar.
Darmalis mengungkapkan bahwa kemampuan Bupati Safaruddin dalam menyelesaikan persoalan yang sempat heboh tersebut merupakan bukti bahwa Bupati Safaruddin peduli dan memiliki perhatian tinggi terhadap kaum guru.
“PGRI Sumbar juga berterima kasih kepada Ketua serta seluruh pengurus PGRI Limapuluh Kota yang ikut mengawal dan menyelesaikan persoalan yang booming tersebut. Kita berharap kepada seluruh kepala daerah agar meniru dan belajar banyak dari Bupati Limapuluh Kota, terutama dalam menyelesaikan masalah secara dingin yang berkaitan dengan guru,” pungkas Darmalis.
Sementara itu, Bupati Limapuluh Kota, Safaruddin Datuak Bandaro Rajo berterima kasih kepada PGRI Sumbar serta PGRI Kota/Kabupaten lainnya yang peduli dengan persoalan di Kabupaten Limapuluh Kota.
Menurut bupati, kemajuan suatu daerah tak terlepas dari peran guru serta pendidikan. Oleh karena itu, Bupati Safaruddin menempatkan misi pertama pemerintahannya pada bidang pendidikan.
“Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berbudaya dan berdaya saing berlandaskan keimanan sebagai misi pertama kita. Ini dalam mewujudkan pendidikan yang lebih baik,” ujar Bupati.
Bagi Bupati, guru tak bisa dipisahkan dari daerah dan tidak bisa dipandang sebelah mata. Guru harus diprioritaskan oleh daerah. Oleh karena itu, Bupati Safaruddin lebih mengutamakan guru dalam setiap kesempatan diangkat menjadi PNS atau PPPK.
“Guru-guru yang sudah lama, yang sudah bertahun-tahun menjadi honorer, ini yang diprioritaskan untuk diangkat. Guru adalah kepentingan wajib bagi daerah dan harus diperhatikan. Di situlah pentingnya hadir untuk daerah dalam menyelamatkan nasib guru,” ujar Bupati Safaruddin.
Di akhir pertemuan, pengurus PGRI Sumbar membacakan pesan melalui WhatsApp yang disampaikan Ketua Umum PGRI Pusat yang menyatakan rasa empati kepada Bupati Safaruddin yang telah berhasil menyelesaikan persoalan murid dan guru yang sempat menghebohkan itu.**Fela